wahyu
Kediri- Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengurangi penggunaan plastik sekali pakai sebab berpotensi menjadi sampah.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengemukakan Kota Kediri semakin lama semakin berkembang, sehingga menarik pendatang. Hal itu juga berdampak dengan semakin tingginya aktivitas di Kediri, termasuk berpotensi makin meningkatkan sampah plastik.
“Sekarang ini Kota Kediri berkembang menjadi kota pendidikan, perdagangan, dan jasa di Jawa Timur. Perkembangan ini sangat menarik banyak pendatang untuk beraktivitas di Kediri. Salah satu dampaknya bertambah juga timbunan sampah plastik,” katanya di Kediri. Kamis (18/8/2023)
Wali Kota Kediri menambahkan, pemkot sudah membuat regulasi dan segera disahkan tentang pembatasan penggunaan plastik sekali pakai seperti styrofoam, sedotan plastik, kantong plastik.
“Ini untuk menjaga lingkungan yang kita cintai ini, supaya Kota Kediri jadi kota ‘zero waste’. Untuk itu, saya mengajak seluruh masyarakat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam kegiatan sehari-hari,” kata dia.
Ia pun meminta kepada seluruh instansi baik pemerintah maupun swasta termasuk lembaga pendidikan, lembaga sosial keagamaan, untuk mendukung program ini, dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai ini.
Pemerintah Kota Kediri memang berkomitmen untuk mengurangi sampah. Di Kota Kediri sampah yang masuk di TPA setiap harinya sebanyak 140 ton, sehingga dibutuhkan dukungan semua pihak untuk mengurangi sampah.
Pemkot juga membuat surat untuk pusat-pusat perbelanjaan agar mereka tidak menggunakan tas plastik. Apalagi saat ini ada yang berbahaya yakni sampah mikroplastik. Jika konsisten tidak menggunakan plastik sekali pakai, bisa menurunkan sekitar 20 persen sampah yang dibawa ke TPA.
Selain itu, pemkot juga berharap, di tingkat rumah tangga sudah dimulai program untuk memilah sampah. Untuk sampah organik bisa dimanfaatkan untuk dibuat pupuk maupun mikro enzim yang bagus untuk tanaman.