Kediri – Mendekati tutup tahun 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri mencatatkan pertumbuhan kinerja industri jasa keuangan. Pertumbuhan tersebut tidak hanya tercermin dari peningkatan kredit di sektor Perbankan, tetapi juga dari peningkatan penyaluran pembiayaan di Perusahaan Pembiayaan serta peningkatan jumlah Single Investor Identification (SID) di sektor Pasar Modal.
Untuk sektor Perbankan pertumbuhan terjadi baik dari sisi penyaluran kredit maupun penghimpunan dana. Kredit perbankan di wilayah OJK Kediri posisi Oktober 2024 tumbuh 7,68 persen (yoy) menjadi sebesar Rp85,56 triliun yang didominasi oleh penyaluran kredit pada UMKM sebanyak 63,67 persen dari total kredit.
“Perlambatan dalam pertumbuhan kredit dibandingkan Oktober 2023 dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya yaitu kecenderungan menahan ekspansi bisnis di tengah kontestasi pemilu dan pilkada serentak tahun 2024. Meski demikian, kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,33 persen,” tutur Kepala OJK Kediri Ismirani Saputri, Senin (16/12/2024).
Penyaluran kredit/pembiayaan di wilayah kerja OJK Kediri masih didominasi kepada tiga sektor ekonomi utama yaitu Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 26,76 persen, Bukan Lapangan Usaha Rumah Tangga (kepemilikan rumah, kepemilikan flat atau apartemen, kepemilikan ruko atau rukan, kepemilikan kendaraan bermotor, dan kepemilikan peralatan rumah tangga) sebesar 24,09 persen, Pertanian, Perburuan dan Kehutanan sebesar 14,72 persen.
Sementara itu pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) posisi Oktober 2024 tumbuh sebesar 7,20 persen (yoy) atau menjadi sebesar Rp104,442 triliun. Berdasarkan jenisnya, porsi DPK didominasi oleh tabungan dan deposito masing-masing sebesar 62,88 persen dan 25,43 persen.
Selanjutnya, kinerja industri BPR/BPRS yang berkantor pusat di wilayah kerja OJK Kediri berada dalam kondisi terjaga dengan permodalan yang solid pada Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 47,09 persen, tingkat ketersediaan likuiditas memadai tercermin dari cash ratio sebesar 14,69 persen dengan rasio LDR/FDR sebesar 99,44 persen.
Sementara itu untuk modal, jika melihat dari pertumbuhan jumlah Single Investor Identification (SID) yang mencapai 19,43 persen (yoy) menjadi 577.935 SID. Peningkatan jumlah investor masih didominasi oleh investor saham sebesar 25,12 persen (yoy), diikuti oleh investor Surat Berharga Negara (SBN) yang meningkat sebesar 20,56 persen (yoy), dan investor Reksadana yang meningkat sebesar 16,75 persen (yoy).
Secara kumulatif, nilai transaksi saham pada periode Oktober 2024 (yoy) mengalami peningkatan sebesar 28,14 persen yang disertai dengan peningkatan kepemilikan saham sebesar 32,18 persen (yoy). Hal ini disebabkan pada bulan tersebut emiten melakukan rilis laporan kinerja (Q3 2024) bersamaan sinyal positif pada ekonomi global dan keuangan domestik.
Pada sektor asuransi, pendapatan premi sektor asuransi jiwa di wilayah kerja OJK Kediri selama September 2024 sebesar Rp798,36 miliar atau mengalami penurunan sebesar 14,06 persen (yoy). Pada periode yang sama, pendapatan premi untuk asuransi umum mencapai Rp251,77 miliar atau menurun 2,96 persen (yoy). Total aset Lembaga Keuangan Mikro di wilayah kerja OJK Kediri mengalami penurunan pada posisi Agustus 2024 sebesar 1,44 persen (yoy) menjadi sebesar Rp118,65 miliar.
Penurunan aset seiring dengan penurunan pembiayaan sebesar 2,56 persen (yoy) menjadi sebesar Rp75,22 miliar yang disebabkan adanya percepatan pembayaran angsuran pinjaman. Sampai dengan November 2024, terdapat 14 Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di wilayah Kantor OJK Kediri, yang terdiri dari 10 LKM Konvensional dan 4 LKM Syariah (Bank Wakaf Mikro). mg