Kediri – Debat publik terakhir Pilkada Kediri 2024 yang diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Kediri berlangsung dengan penuh antusiasme. Dua pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Kediri hadir untuk memaparkan visi, misi, serta program unggulan mereka di hadapan masyarakat.
Debat kedua ini mengusung tema menyelaraskan pembangunan pusat dan daerah, dengan sub tema adalah infrastruktur dan ketahanan pangan. Lalu tema kedua memperkokoh persatuan dan kecintaan pada NKRI. Sementara itu ketiga adalah penyelesaian persoalan daerah dengan sub tema pendidikan – pembangunan manusia dan kebudayaan.
Ketua KPU Kabupaten Kediri Nanang Qosim menambahkan selain dari panelis, dalam debat tersebut juga terdapat satu pertanyaan tentang pencegahan dan antisipasi bahaya narkoba.
Hal tersebut sebagai wujud komitmen mendukung Program Asta Cita Presiden RI tentang pemberantasan narkoba. “Jadi ada 5 pertanyaan dari panelis dan 1 dari BNN,” jelas Ketua KPU Kabupaten Kediri Nanang Qosim, Kamis (14/11/2024).
Debat berjalan dengan lancar dan kondusif. Baik pasangan calon nomor urut 1 Deny Widyanarko – Mudawamah serta pasangan nomor urut 2 Hanindhito Himawan Pramana – Dewi Mariya Ulfa memaparkan dengan jelas setiap program dan visi-misi sesuai tema yang ditentukan.
Salah satunya saat muncul pertanyaan tentang penanganan disparitas pendidikan yang ada di Kabupaten Kediri. Paslon nomor urut 1, Deny Widyanarko dan Mudawamah mengungkapkan perlu dilakukan sejumlah hal seperti peningkatan pelayanan dasar berkualitas, pemerataan layanan pendidikan, program sekolah gratis, beasiswa, penguatan pendidikan karakter, peningkatan kualifikasi, kompetensi dan kesejahteraan guru-guru.
“Kemudian pemenuhan dan perbaikan sarana dan prasarana sekolah, kemudian juga bantuan kelembagaan terutama untuk pondok pesantren,” jelas Mudawamah.
Di sisi lain, Mas Dhito, sapaan akrab calon Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, fokus pada penambahan jumlah sekolah dan kelas, upgrade ilmu dan kesejahteraan guru, serta beasiswa.
Penambahan sekolah kelas baru itu antara lain dua sekolah baru di tingkat SMP, yakni SMP 2 Ngasem dan SMP 3 Mojo. Kemudian 10 ruang kelas baru di sekolah-sekolah yang ada di daerah pinggiran, dua SMK Canda Bhirawa di Ngancar dan Ringinrejo.
“Hari ini sedang proses di provinsi agar bisa menjadi SMK negeri dan nantinya bisa digunakan untuk warga yang ada di Kabupaten Kediri,” tuturnya.
Untuk zonasi yang masih membuat beberapa warga di pinggiran terkendala, Mas Dhito mempersiapkan jalur afirmasi untuk masyarakat tidak mampu. Mas Dhito juga menjelaskan terkait layanan inklusif di 153 lembaga dan sudah melayani 244 anak berkebutuhan khusus yang didampingi 208 guru.
“Yang tidak kalah penting lagi, kami selalu mengupayakan kesejahteraan guru-guru yang ada Jadi terkadang kita lupa hanya menyiapkan sarana dan prasarananya, tapi kita tidak mengupgrade guru-gurunya. Maka mengupgrade guru-guru di sekolah-sekolah yang ada itu menjadi sangat penting sekali,” jelasnya.
Sementara itu, Mas Dhito juga memaparkan terkait beasiswa pendidikan bagi para pelajar terutama mereka yang ada di daerah pinggiran mencapai Rp103,9 miliar.
Sebagai pamungkas, Mas Dhito menegaskan harapan lama sekolah (HLS) anak di Kabupaten Kediri juga semakin meningkat. “HLS Kabupaten Kediri hari ini ada di angka 13,62 itu di atas rata-rata nasional yang hari ini di 13,12, pungkasnya.
Dalam kesempatan debat publik tersebut, Ketua KPU Kabupaten Kediri Nanang Qosim turut mengingatkan masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada 27 November 2024.
“Pada nantinya tanggal 27 November 2024, kami mengajak seluruh masyarakat untuk menyumbangkan hak pilih. Ingat jangan golput,” himbau Ketua KPU Kabupaten Kediri Nanang Qosim. mg