Andhika
Kediri- Menjelang masa akhir pendidikan dan masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Dinas Pendidikan Kota Kediri menggelar Workshop terapkan fase transisi PAUD-SD yang menyenangkan. Dinas Pendidikan Kota Kediri menyinergikan seluruh guru PAUD dan SD se-Kota Kediri dalam Workshop Penguatan Implementasi Gerakan Transisi PAUD-SD yang menyenangkan 2024.
Kegiatan tersebut digelar berdasarkan Surat Edaran yang diterbitkan Dirjen PAUD dan Dikdasmen Kemendikbudristek Nomor 0759/C/HK.04.01/2023 yang mengatur tentang penguatan transisi dari PAUD ke Sekolah Dasar Kelas Awal. “Atas dasar surat tersebut Dindik ingin meneruskan ke kesatuan Dindik utamanya agar pelaksanaan dalam surat tersebut bisa maksimal,” terang Anang Kurniawan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri.
Ia menambahkan terdapat tiga fokus yang ditekankan dalam menciptakan transisi yang menyenangkan, di antaranya: PPDB yang tidak menerapkan baca tulis hitung (calistung), perkenalan lingkungan sekolah selama dua minggu pertama, serta pembelajaran di PAUD dan SD yang menyenangkan. “Untuk menuju ke sana utamanya guru-guru PAUD dan SD kelas 1, serta pengawas kita hadirkan dalam workshop ini,” ujarnya.
Anang juga memberikan tanggapan terhadap fenomena beberapa orang tua yang masih menganggap kemampuan calistung sebagai tolok ukur kecerdasan anak. Menurutnya, setiap anak dianugerahi kemampuan yang berbeda-beda, sehingga peran guru dalam memperhatikan sisi emosional anak perlu ditingkatkan. “Di dalam SE tersebut penekanan sekolah yang menyenangkan harus kita terapkan, jangan sampai pola pikir lama itu membuat anak tidak mau sekolah,” jelas Anang.
Dirinya berharap melalui workshop ini, pelaksanaan dan implementasi transisi PAUD bisa berjalan dengan maksimal dengan melibatkan peran orang tua untuk bisa mensukseskan program ini. “Secara psikologis anak di rumah harus dijaga orang tua,” tegasnya. Sebagai informasi, dalam kegiatan yang berlangsung di Aula Ki Hajar Dewantara tersebut menghadirkan narasumber dari Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur.
Turut hadir juga Novita Bagus Alit, Bunda PAUD Kota Kediri yang mengapresiasi penuh program ini. Menurutnya, sekolah bukan tempat yang menakutkan bagi anak-anak dengan kemampuan dan bakat yang berbeda-beda, melainkan tempat untuk menimba ilmu yang menyenangkan. “Setiap anak punya hak untuk belajar dan mereka perlu didengar keinginannya, sehingga guru harus memahami karakter anak dan menghadapi psikologis anak,” ucapnya.
Untuk menciptakan proses belajar yang menyenangkan ini, lanjut Novita, diperlukan kesiapan lembaga, tenaga pendidik, serta orang tua dalam mendukung minat dan bakat anak. “Sekolah perlu memberika pelayanan sesuai kebutuhan anak dengan prinsip merdeka belajar,” tandasnya.
Sedangkan dari sisi guru, Joko Purnomo, Pengawas TK Kota Kediri menilai output dari penerapan transisi sekolah yang menyenangkan ini anak tidak mengalami trauma atau takut. Ia juga berterima kasih kepada Dinas Pendidikan yang telah menyelenggarakan workshop ini karena diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. “Di fase transisi tersebut anak hanya perlu mempersiapkan persiapan bekal social skill dan keberanian,” tuturnya. Pihaknya juga akan menyosialisasikan kepada orang tua/wali murid dengan melaksanakan parenting yang menekankan bahwa kesiapan anak dikenalkan calistung adalah di kelas 1 SD.