Relawan TFC19 IKASMADA Mba Mevita dan putrinya bersiap mengantar paket makanan Isoman *foto Wahyu |
Wahyu
Kediri- Ingin mendedikasikan diri dan membantu sesama di masa pandemi COVID-19. Inilah sejumlah relawan perempuan dalam Ikatan Keluarga Alumni SMAN 2 Kediri (Ikasmada).
Tak ingin dianggap sebelah mata dan kaum lemah, sejumlah perempuan dari berbagai angkatan alumni IKASMADA, saling bahu membahu bergandengan tangan membantu sesama di Kediri raya memberikan bantuan paket makanan isoman.
Ada yang bertugas mengumpulkan data alumni SMADA Kediri terpapar COVID-19 isoman di rumah, ataupun sedang dirawat di rumah sakit, bahkan telah meninggal terpapar COVID-19.
Ada yang bertugas menyiapkan menu sehat bagi warga isoman di rumah. Dan ada pula yang secara langsung mengantarkan bantuan berupa paket makanan, tabung oksigen, alat oxymeter, vitamin dan jamu untuk warga isoman.
Seperti apa cerita dan kisah mereka, berikut tim IKASMADA Kediri berusaha mengulik kisahnya. Seperti yang diutarakan oleh Tyas Rahayu ’94, ia mengaku menjadi relawan karena ingin membantu apa yang bisa dilakukan terutama dengan tenaga sebagai relawan.
“Relawan itu panggilan hati dan jiwa, mau berdonasi uang ya belum seberapa, barang apa juga seperti apa, bisanya menyumbangkan tenaga, Yaa sebagai relawan ini,” ucapnya sambil bersiap mengantarkan paket isoman bersama denga relawan lainnya.
Kebahagiaan Relawan TFC19 IKASMADA melihat kesembuhan warga Isoman |
Hal senada juga diutarakan oleh Mevita ’92, seorang ibu dengan dikaruaniai anak yang sudah beranjak dewasa. Bagi Mevita relawan ini tidak bisa dipaksakan, harus dari dalam hati atau bisa juga dikenalkan dan diberi contoh atau atau tauladan.
Untuk itulah Mevita memberikan tauladan dan contoh kepada anaknya saat menjadi relawan, tak segan ia mengajak anak perempuannya berboncengan menggunakan sepeda motor mengantar paket makanan untuk keluarga alumni SMADA yang sedang Isoman.
” Relawan itu panggilan jiwa, tidak bisa dipaksakan. Untuk itulah kepedulian terhadap sesama harus dipupuk dan di tauladani, seperti saat ini saya mengajak anak saya mengantarkan paket makanan untuk saudara kita yang isoman. Bersama anak saya naik motor, biasanya saya sendirian, kabetulan anak saya tidak ada tugas saya ajak sekalian,” jelas Mevita sambil pergi meninggalkan lokasi relawan membawa paket makanan.
Beda Mba Tyas dan Mba Mevita, berbeda pula cerita dengan Mba Azizah ’04, perempuan yang kesehariannya sebagai ASN di Kabupaten Kediri ini mengaku bertugas sebagai pengumpul data dan yang biasa menghubungi keluarga IKASMADA yang sedang Isoman, sebelum di serahkan ke drg. Raya, selaku Ketua Bidang 1 sarana & prasarana kesehatan.
Bagi Azizah dirinya bersama sejumlah tim relawan lainnya biasa melakukan komunikasi, baik melalui telepon langsung maupun WA, menanyakan alamat, kondisi fisik yang sedang dirasakan, maupun jumlah anggota keluarga yang Isoman.
Setelah berhasil tersambung, data akan dianalisa, untuk kemudian di konsultasikan dengan drg Raya. Tindakan apakah yang akan dilakukan maupun diberikan kepada warga Isoman. Disinilah kadang Azizah merasa sedih dan bahagia saat menjalankan tugasnya.
“Sangat sedih itu ketika mendengar kabar keluarga IKASMADA yang sedang Isoman dalam kondisi kurang baik atau bahkan kesehatannya menurun. Sedih sekali jika sampai ada yang sampai meninggal dunia atau dirawat di RS. Namun alhamdulillah bahagia hati ini jika mendengar kabar jika keluarga isoman kembali pulih sehat seperti sediakala,” jelas Azizah.
drg.Raya Ketua Bidang 1 sarana & prasarana kesehatan TFC19 IKASMADA |
Last Bu Not Least, drg. Raya ’94 keseharian beliau merupakan Kepala Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri. Bagi Raya, tugas yang ia emban sebagai Ketua Bidang 1 sarana & prasarana kesehatan TFC19 IKASMADA memberikan pengalaman yang berbeda saat ia bertugas sebagai tenaga medis sehari hari.
“Kalau disini relawan TFC19 IKASMADA, kita selalu riang gembira. Kita menggunakan hati, bukan berarti saat bertugas sebagai tenaga medis saya tidak hati. Tapi saya merasa menjadi bagian dari keluarga yang Isoman, mulai mendampingi sejak awal hingga sembuh dan membaik. Walaupun ada sedihnya saat mendengar kabar duka, kondisi drop. Tapi masih banyak yang membaik dan berhasil melalui masa isoman dan sembuh. Ini SMADA mas, kita semua saudara dan keluarga,” pungkas Mba Raya sapaan akrabnya.
Bagi tim penulis, memang relawan tidak hanya perempuan, ada juga bapak, mas dan adik lainnya dan masih banyak mba IKASMADA di balik layar yang mendukung Task Force COVID-19 (TFC19) IKASMADA Kediri.
Semoga catatan dan secuil cerita ini bisa menjadi kisah inspiratif kita di masa Pandemi COVID -19 ini.
Seperti ucapan Ketua IKASMADA Ali Musthofa ’85 “Khoirunnas anfauhum linnas, yakni sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain,”
Serta kutipan Ketua Harian IKASMADA, M. Ferry Djatmiko ’94 “Anda SMADA Kita Saudara, dan karena kita saudara kita bersama berbuat kebaikan dan membawa manfaat bagi sesama, IKASMADA BERBAGI,”