Wahyu
Kediri- Ratusan pegawai PT Telkom Kediri berlarian menuju gedung lantai 2 seiring suara sirine tanda bahaya
Ternyata kepanikan pegawai Telkom Kediri tersebut merupakan aksi simulasi skenario Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri, TNI, PMI dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia dan kepolisian melakukan simulasi tanggap bencana banjir bersama.
Simulasi tersebut dilakukan sebagai bentuk sosialisasi dan antisipasi apabila terjadi bencana banjir di Kota Kediri. Praktik simulasi itu dimulai dari kabar hujan yang turun dengan intensitas lebat di Kota Kediri dan membuat PT Telkom banjir.
Sontak, 100 an pegawai Telkom Kediri berlarian menyelamatkan diri ke gedung lantai dua, namun terdapat satu korban mengalami luka dan harus dilakukan perawatan. Mulai dari evakuasi menggunakan perahu karet, evakuasi korban menggunakan tali turun dari gedung lantai 2 hingga dibawa ke lokasi rumah sakit lapangan.
Kalaksa BPBD Kota Kediri Indun Munawaroh, menjelaskan bahwa sosialisasi dan simulasi tanggap bencana banjir ini sangat penting dilakukan. Tujuannya apabila ada bencana terjadi, karyawan perusahaan harus mengetahui upaya penyelamatan agar tidak terjadi korban jiwa.
“Berdasarkan kajian resiko bencana yang sudah kita susun, potensi bencana banjir punya resiko yang cukup tinggi du Kota Kediri. Walaupun secara historis tidak punya kejadian besar banjir, tapi memang kondisi genangan di beberapa titik cukup tinggi di Kota Kediri,” kata Indun. Kamis (15/6/2023).
General Manajer Support Telkom Kediri Agung Riyanto menjelaskan bahwa kegiatan ini melibatkan 300 an karyawan Telkom Kediri.
“Sebenarnya ada 300 orang (karyawan), tapi karena fokus (pekerjaan). Maka untuk simulasi dan pelaksanaan sosialisasi, maka yang diikutkan 110 orang dari semua unit ada di Telkom Kediri,” jelas Agung Riyanto.
Agung mengungkapkan pelaksanaan simulasi tanggap bencana banjir ini dilakukan berkala setiap tahun.
Di mana sebelum ini, pihaknya juga pernah melakukan simulasi tanggap darurat bencana kebakaran menggandeng pihak Damkar Kota Kediri.
“Harapannya apabila terjadi kebencanaan (banjir), meskipun tidak berharap terjadi, namun mqngantisipasi. Jika terjadi, kita sudah siap,” pungkas Agung.