Kediri – Para pengemudi ojek online (ojol) di Kota Kediri memilih tidak turut serta dalam rencana aksi nasional di Jakarta 20 Mei 2025 mendatang. Alih-alih turun ke jalan, mereka lebih memilih memberikan dukungan secara moral kepada rekan-rekan sesama ojol yang melakukan aksi di ibu kota.
Menurut perwakilan komunitas Green Force Kediri (GFK), yang merupakan salah satu komunitas ojol aktif di Kediri, para pengemudi di daerah merasa suara mereka kerap tidak terdengar. “Kami dari daerah, mau menyuarakan lewat aplikasi atau ke kantor pusat pun sering kali tidak didengar,” ujar perwakilan GFK yang bernama Bima.
Ia menuturkan, para driver sendiri terbebani dengan potongan aplikasi yang semakin besar. Meskipun pemerintah menyarankan potongan sebesar 15–20 persen, kenyataannya potongan bisa mencapai 30 persen. “Ada juga tambahan biaya aplikasi yang tidak sedikit, sehingga penghasilan kami jauh dari cukup,” keluhnya.
Program slot dari Gojek dan Grab juga menuai kritik. Meski menjanjikan prioritas order, program ini justru membebani driver dengan potongan yang lebih besar. “Harusnya kami terima Rp8.800, tapi setelah potongan hanya Rp5.000, bahkan bisa lebih kecil,” tambahnya.
Saat ini, ShopeeFood menjadi salah satu layanan yang diminati karena potongannya masih tergolong ringan dan tidak banyak biaya tambahan. “Di Kediri, ShopeeFood sedang naik daun. Lebih masuk akal dibanding yang lain,” pungkasnya.
Terakhir, Bima mengungkapkan semangat kolektif untuk memperjuangkan nasib bersama perlahan memudar. Banyak driver lama yang dulunya aktif kini sudah tidak fokus lagi di dunia ojol. Sebagian bahkan sudah berpindah ke profesi lain karena merasa perjuangan mereka tak membuahkan hasil.mg