Andhika
Kediri- PJ Wali Kota Kediri Zanariah memberikan pengarahan pada kegiatan Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) se-Kota Kediri,.
Bertempat di Ruang Kilisuci Hotel Grand Surya, Selasa (28/5). Narasumber dalam kegiatan pembinaan PHBS ini Ketua Tim Kerja Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Malik Afif, dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin Kota Kediri Ning Nadia Khoirina.
Pada kesemptan itu, Zanariah mengungkapkan Kota Kediri sebagai salah satu kota di Indonesia yang memiliki puluhan pondok pesantren dengan jumlah santri yang mencapai puluhan ribu jiwa.
Para santri di pondok pesantren biasanya memiliki keseharian yang selalu bersama-sama dan bersifat komunal. Dimulai dari tidur, makan, belajar, bermain dan beribadah secara bersama-sama.
Namun, sifat komunal di pesantren ini memiliki kerentanan yang cukup tinggi terhadap penyakit, misalnya gatal-gatal, diare, demam berdarah, gizi kurang seimbang, hingga tuberkulosis. Apalagi jika tidak diimbangi dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.
“Melihat kondisi tersebut, hari ini kita membahas terkait penerapan pola hidup bersih dan sehat bagi pos kesehatan pesantren (Poskestren) dengan para narasumber. Jadi tidak hanya sehat rohaninya namun juga sehat jasmaninya,” kata Zanariah. Selasa (28/5/2024).
Poskestren ini mengutamakan pada upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular. Pj Wali Kota Kediri menambahkan bahwa Poskestran ini penting sebagai alarm seluruh masyarakat pondok pesantren untuk selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS).
Maka dari itu, diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pondok pesantren di Kota Kediri. Sudah saatnya seluruh pondok pesantren memiliki Poskestren, dari 34 pondok pesantren yang dibina, masih ada 23 yang sudah dilengkapi fasilitas Poskestren. Harapannya, setelah ini 11 pondok pesantren lainnya bisa menyusul memiliki poskestren.
Di akhir sambutannya, Zanariah menekankan bahwa upaya peningkatan PHBS di lingkungan pesantren tidak bisa dilakukan hanya dengan satu kali penyuluhan. Tetapi harus berkesinambungan hingga menjadi kesadaran bersama. Maka selain adanya poskestren, seluruh pondok pesantren memiliki kebijakan yang berwawasan kesehatan bagi para santri. Seperti adanya kegiatan aktivitas fisik, edukasi kesehatan reproduksi, pentingnya konsumsi tablet tambah darah pada santriwati, dan gizi remaja.
Hadir dalam acara ini Kepala Dinas Kesehatan Muhammad Fajri, pengasuh pondok pesantren se-Kota Kediri, perwakilan organisasi masyarakat (LKNU, PD Muhammadiyah, LDII, Fatayat dan Muslimat NU) serta petugas Promosi Kesehatan Puskesmas se-Kota Kediri.